Manado, MEDIAALTERNATIF.ID – Banyaknya pengeluhan-pengeluhan dari orang tua murid soal Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025, menjadi perhatian serius dari wakil rakyat di gedung cengkeh Sulut.
Menurut mereka, mekanisme seleksi yang dinilai tidak adil dan menyulitkan calon siswa, terutama dalam kategori domisili dan afirmasi.
Hal ini disampaikan Anggota DPRD Sulut Jeane Laluyan di hadapan Gubernur Sulut Yulius Selvanus dan Wakil Gubernur Victor Mailangkay, beserta Pimpinan DPRD Sulut, dalam rapat paripurna DPRD Sulut, Selasa (24/6/2025).
Dikatannya bahwa saat ini banyak siswa-siswa yang menangis dan orang tua yang kecewa.
“Saya mengerti aturan di Dinas Pendidikan, tapi saya rasa orang tua yang baik dan anak yang berprestasi pasti mau menyekolahkan anak-anaknya di sekolah yang baik,” ujar legislator PDI Perjuangan ini.
Lanjutnya, kalau soal permasalahan jarak mungkin itu tidak masalah.
“Namun ini sangat di sayangkan, afirmasipun tinggal berdekatan dengan sekaloh bisa tidak diterima. Karena ada kuota yang terbatas,”ungkapnya.
Ia pun menyoroti persoalan pengurangan jumlah rombongan belajar (rombel) di beberapa sekolah di Kota Manado. Hal ini secara langsung berdampak pada keterbatasan daya tampung siswa baru.
“Ada beberapa sekolah yang saya cek ada pengurangan ruangan kelas ada tiga kelas di kurangi, karena mungkin aturan terlalu banyak siswanya. kalau boleh dikurangi dua dulu. sebagai anggota DPRD sering dikeluhkan oleh masyarakat, bagaimana kinerja kami di dewan yang tidak bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat,” ujarnya sambari berharap ada solusi.
(*/tw)