Likupang, MEDIAALTERNATIF.ID – Komitmen pengembangan kawasan pariwisata super prioritas kembali ditegaskan melalui sinergi antara akademisi, komunitas, dan BUMN.
Dalam rangka mendukung program kolaborasi BUMN olah sampah di Likupang, Yayasan Gellar Bhakti Nusa menggelar Pelatihan Manajemen Desa Wisata yang dihadiri langsung Dr. Drevy Malalantang, Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara Bidang Pariwisata sekaligus Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Manado, sebagai pemateri utama.
Pelatihan yang dilaksanakan di Desa Likupang I, Kecamatan Likupang Timur ini melibatkan pemilik homestay, unsur perangkat desa, pemuda, serta pengurus PKK dari empat desa: Pulisan, Kinunang, Marinsow, dan Likupang I. Tujuannya adalah memperkuat kapasitas lokal dalam pengelolaan destinasi berbasis komunitas dan kearifan lokal.
Dalam paparannya, Dr. Drevy menyampaikan bahwa pengembangan desa wisata modern harus mengedepankan pendekatan pentahelix, melibatkan akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media serta menempatkan masyarakat sebagai agen perubahan (change agents).
“Pengelolaan desa wisata bukan hanya soal menjual pemandangan, tapi juga tentang mengelola pengalaman. Dengan prinsip 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas) dan dukungan SDM unggul, desa wisata akan menjadi ekosistem yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat,” ujar Dr. Drevy, Senin (16/6/2025).
Dr. Drevy yang aktif dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan dan secara langsung bersentuhan dengan masyarakat ini juga menegaskan bahwa kegiatan di Likupang ini sejalan dengan misi Gubernur Sulut.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membangun perekonomian daerah yang berkelanjutan melalui kegiatan pariwisata, UMKM, dan ekonomi kreatif,” jelasnya.
Yayasan Gellar Bhakti Nusa menyampaikan apresiasi atas dukungan STIEPAR Manado dalam program ini. Mereka menilai kehadiran Dr. Drevy menjadi bentuk nyata sinergi pendidikan tinggi dengan gerakan masyarakat dan dukungan BUMN dalam transformasi kawasan desa menjadi destinasi wisata berbasis ekologi dan ekonomi sirkular.
Anggraeni, perwakilan dari Yayasan Gellar Bhakti Nusa, turut memberikan tanggapan atas pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Pak Drevy dan tim membantu kami memberi pelatihan terkait Desa Wisata dan Hospitality Homestay. Materi yang diberikan sangat membuka wawasan teman-teman di Likupang Timur. Harapannya kita dapat bekerjasama kembali di program-program berikutnya.” ucap Anggraeni.
Pelatihan ini juga sekaligus memperkenalkan materi pemetaan potensi, strategi branding, pemanfaatan digitalisasi, dan pentingnya pengelolaan sampah sebagai bagian dari daya tarik desa wisata ramah lingkungan.
Melalui pelatihan ini, diharapkan desa-desa di Likupang Timur tidak hanya menjadi destinasi favorit wisatawan, tapi juga model nasional dalam tata kelola pariwisata berkelanjutan.
(*/tw)